Gajah Gaje

Rabu, 19 November 2014

utuh

menjadi utuh itu sulit, utuh dalam arti lain.utuh seutuh-utuhnya menjadi bagian yang mungkin tak bisa utuh. runtuh seruntuh runtuhnya hati tak ada yang lain yang dapat membuat utuh. butuh sebutuh butuhnya aku, aku tak ingin menjadi hama orang lain. luluh,seluluh-luluhnya aku, aku luluh dihadapanNya.

Runtuh seruntuh runtuhnya hati suatu saat Engkau Pasti buat aku Utuh kembali

Butuh sebutuh butuhnya hati aku tertunduk lesu dan selalu kau berikan

Menuju elegi kopi hitam bagian 2

Sabtu, 02 Agustus 2014

ketika jauh...

Jauh...
Ya pasti akan jauh
Entah ribuan mil jauhnya
Pasti jauh..
Sejauh mata memandang sedikit bayangmu tak akan ada lagi
Jauh....
Walau jauh aku selalu berada jauh darimu
Walau jauh aku tampak dekat sepertu sedekat bola mta dan alismu

Jauh..
Sepenggal doa ku yang ku lakukan
Hanya itu
Hanya itu yang aku bisa
Semoga kau selalu dilindungi Allah
Walau aku tak bisa selalu tampak di dekatmu
Tak selalu menemanimu lagi

cahaya itu indah

Ya...
Cahaya itu terang
Seterang sang awan yang melingkupi indahnya bumi ini.
Seterang sang awan yang menghiasi bumi ini
Cahaya itu terang...
Seterang cahaya yang diberikan sang surya pada bumi
Ya...
Cahaya itu selalu menghangatkan
Menghangatkan diri
Dan menghangatkan pikiran
Cahaya itu indah...
Tapi tak pernah kita sadari
Lihatlah pagi memberikan karunia berupa embun pagi yang dingin
Dan dihangatkan oleh cahaya mentari pagi
Hiruplah aroma pagi dan rasakan sepenggal kehidupan yang dikaruniakan Tuhan kepada kita
Hangat...
Cahaya itu menghangatkan
Dan membebaskan diri kita dari kegelapan

Ya...cahaya itu indah tapi mengapa tak kau pilih?
Atau mungkin tak kau sadari keberadaannya?
Atau bahkan kau sudah melupakannnya?
Atau tak pernah terbesit di hatimu akan cahaya itu?
Atau kau sudah benar tak peduli?

Tuhan selalu menghangatkan kita
Tanpa kita minta
Tanpa kita ingin
Apa kau sudah bersyukur atas cahaya dari Tuhanmu hari ini?
Alhamdulillah....

elegi kopi hitam kehidupan satu

Pahit.....
Ya memang pahit hidup ini
Sepahit kopi yang ku teguk malam ini.
Dibawah naungan suasana hawa malam
Dibawah rintik hujan yang semakin membawa hawa menusuk kulit
Hati dan pikiranku sedang pahit.
Ya pahit sepahit kopi hitam yang menemaniku malam ini
Pahit memang pahit
Dibalik dinginnya hawa malam aku merenung
Apakah hidup ini akan terus begini?

Hutang menumpuk
Cicilan kredit barang sana sini belum lunas
Oh nasib nasib apakah akan terus begini?
Duh gusti..

Pahit sepahit hidup ini
Aku teguk kopi kedua terasa cukup menghangatkan tubuhku yang sudah renta ini...
Aku bukan renta tapi terlihat tua
Karena beban hidup yang ku rasa
Beban berat yang tak berakhir

Malam kau sepekat kopi yang aku minum
Tapi aku ingin memiliki masa yang terang seterang lilin di tempat yang gelap
Hitam memang hitam
Jalan yang ku sesali sepekat warna kopi hitam ini

Malam semakin larut
Cahaya ilahi untuk shalat malam datang
Tapi,apakh mungkin aku mendekat padanya?
Aku terlalu kotor mendekat padaNya

Merintih tak bisa
Menangis sudah habis

Ah...
Setidaknya hidupku masih tidak terlalu pekat
Aku masih dikaruniai Tuhan kesehatan
Jalan memang sudah buntu
Tak bisa kembali
Aku tau ini berat,sungguh aku sudah penat mengalami hidup seperti warna kopi hitam yang aku teguk malam ini.

Terang...
Seterang cahaya lampu yang menemaniku
Hatiku apakah sudah beku?
Terlalu naif kah aku?
Atau terlalu bodohkah aku tidak bisa membaca tanda tanda ini?


Cahaya itu indah....
Malam jadilah engkau sedingin pagi yang menurunkan embun pagi




Foto

Foto
me

jam

Pengunjung Blog Yang Kece^^

Blogger templates

Blogger news