BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Bimbingan karier merupakan bentuk layanan khusus
usaha bimbingan di sekolah dengan tujuan penyiapan siswa untuk kehidupan kerja
yang berhasil dan bertanggung jawab
di dalam masyarakat. Sebagaimana
pentingnya pemahaman diri bagi siswa, memahami lingkungan merupakan tujuan yang
berkaitan erat dengan pelaksanaan bimbingan karir. Lingkungan yang dimaksudkan
dapat berupa lingkungan kerja atau dunia kerja, maupun lingkungan studi lanjut.
Jika dilihat, sekarang dunia kerja jauh lebih kompleks
dibandingkan waktu-waktu sebelumnya. Lebih dari seperempat angkatan muda
indonesia kini menganggur dan masih banyak lagi yang melaksanakan pekerjaan
yang tidak sesuai dengan keterampilannya (underemployed). Untuk itu, pemahaman
dunia kerja diperlukan informasi pekerjaan dan pelaksanaan layanan bimbingan
berupa pemberian informasi sangat mengandalkan tersedianya bahan informasi yang
lengkap, andal, dan selalu diperbarui. Dengan informasi yang lengkap dan akurat
konselor bisa lebih baik dalam membantu siswa memperoleh pemahaman tentang
lingkungan sekitar, khususnya dunia kerja. Oleh karena itu, makalah ini dibuat
agar mahasiswa bimbingan dan konseling dapat memiliki pemahaman terhadap
informasi karir dan studi lanjut serta dapat menyusun informasi dan merangcang
konseling karir sesuai dengan yang harapkan.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang yang telah
dipaparkan di atas dapat disusun beberapa rumusan masalah yang akan dibahas,
yakni sebagai berikut:
1. Apa itu informasi karir dan studi lanjut ?
2. Apa saja sumber-sumber informasi karir dan studi lanjut ?
3. Bagaimana cara menyusun informasi karir ?
4. Bagaimana cara merancang konseling karir ?
1.3
Tujuan
Penulisan
Dari rumusan masalah yang telah dirumuskan, dapat disusun tujuan
penulisan makalah, yaitu:
1. Mahasiswa dapat memahami informasi karir dan studi lanjut
2. Mahasiswa dapat mendeskripsikan sumber-sumber informasi
karir dan studi lanjut
3. Mahasiswa dapat menyusun informasi karir
4. Mahasiswa dapat merancang konseling karir
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Informasi Karir dan Studi Lanjut
Layanan informasi merupakan salah satu jenis layanan dalam
bimbingan konseling di sekolah yang amat penting guna membantu siswa agar dapat
terhindar dari berbagai masalah yang dapat mengganggu terhadap pencapaian
perkembangan siswa, baik yang berhubungan dengan diri pribadi, sosial, belajar
ataupun kariernya., Melalui layanan informasi diharapkan para siswa dapat
menerima dan memahami berbagai informasi, yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan siswa itu sendiri.
Seorang
siswa dalam kehidupannya akan dihadapkan dengan sejumlah alternatif, baik yang
berhubungan kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun kariernya. Namun,
adakalanya siswa mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan dalam menentukan
alternatif mana yang seyogyanya dipilih. Salah satunya adalah kesulitan dalam
pengambilan keputusan yang berkenaan dengan rencana-rencana karier yang akan
dipilihnya kelak. Mereka dihadapkan dengan sejumlah pilihan dan permasalahan
tentang rencana kariernya. Diantaranya, mereka mempertanyakan, dari sejumlah
jenis pekerjaan yang ada, pekerjaan apa yang paling cocok untuk saya kelak
setelah menamatkan pendidikan ?
Kesulitan-kesulitan
untuk mengambil keputusan karier akan dapat dihindari manakala siswa memiliki
sejumlah informasi yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia
kariernya. Untuk itulah, mereka seyogyanya dapat dibimbing guna memperoleh
pemahaman yang memadai tentang berbagai kondisi dan karakteristik dirinya, baik
tentang bakat, minat, cita-cita, berbagai kekuatan serta kelemahan yang ada
dalam dirinya. Dalam hal ini, tentunya tidak cukup hanya sekedar memahami diri.
Namun juga harus disertai dengan pemahaman akan kondisi yang ada
dilingkungannya, seperti kondisi sosio-kultural, pasar kerja, persyaratan,
jenis dan prospek pekerjaan, serta hal-hal lainnya yang bertautan dengan dunia
kerja. Sehingga pada gilirannya siswa dapat mengambil keputusan yang terbaik
tentang kepastian rencana karier yang akan ditempuhnya kelak.
Dalam
memberikan layanan informasi karier setidaknya terdapat dua hal yang harus
diperhatikan yaitu tentang :
Materi informasi yang diberikan kepada siswa hendaknya
disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan siswa, sehingga benar-benar dapat
dirasakan lebih bermanfaat dan memiliki makna (meaningful). Pemilihan
dan penetuan jenis materi informasi yang tidak didasarkan kepada kebutuhan dan
masalah siswa akan cenderung tidak memiliki daya tarik, sehingga siswa akan
menjadi kurang partisipatif dan kooperatif dalam mengikuti kegiatan layanan.
Materi informasi yang lengkap dan akurat akan sangat membantu siswa untuk lebih
tepat dalam mempertimbangkan dan memutuskan pilihan kariernya. Beberapa jenis
materi informasi tentang karier yang mungkin dibutuhkan siswa, diantaranya:
2.1.1.1. Tugas perkembangan masa remaja
tentang kemampuan dan perkembangan karier.
2.1.1.2. Perkembangan dan prospek karier di
masyarakat.
2.1.1.3. Kursus-kursus dalam rangka
pengembangan karier.
2.1.1.4. Langkah-langkah dalam memasuki
pekerjaan, jenis pekerjaan, ciri-ciri pekerjaan.
2.1.1.5. Syarat-syarat pekerjaan yang dapat
dimasuki setelah tamat SMA.
2.1.1.6. Kemungkinan permasalahan dalam
pilihan pekerjaan, karier, dan tuntutan pendidikan yang lebih tinggi, dan
sebagainya.
Di samping itu, materi informasi yang bersifat personal,
seperti bakat, ciri-ciri kepribadian atau minat pekerjaan perlu dikuasai oleh
siswa. Hanya perlu dipertimbangkan jika memang sekolah sudah dapat
menyelenggarakan pemeriksaan psikologis/tes psikologis, maka penyampaian materi
hasil-hasil pemeriksaan psikologis harus benar-benar dilaksanakan secara cermat
dan di bawah pengawasan konselor. Karena, biasanya data hasil pemeriksaan
psikologis dideskripsikan dalam bahasa/terminologis tertentu, yang tentunya tidak
semua siswa dapat memaknainya sendiri. Data-data personal ini memang perlu
dipahami dan dimaknai oleh siswa, karena dengan adanya pemahaman tentang diri
sendiri, seperti kecerdasan, bakat, ciri-ciri kepribadian, atau minat
pekerjaannya, siswa akan dapat lebih akurat lagi dalam mengambil keputusan
kariernya, sesuai dengan karakterisitik diri yang dimikinya.
2.2
Sumber-Sumber Informasi Karir dan Studi Lanjut
Informasi karir dibedakan menurut sifatnya, yaitu apakah kuantitatif atau
kaulitatif. Informasi kuantitatif, sebagaimana jelas dari namanya, berupa
angka-angka atau jumlah, seperti penyebaran pekerjaan, arah kecenderungannya,
dan data banyaknya lowongan kerja. Informasi kualitatif bercerita tentang sifat
pekerjaan yang dilakukan, persyaratan yang dituntut untuk bisa melakukan
pekerjaan itu, imbalan, keadaan dan kondisi kerja itu. Bisa juga diadakan
penggolongan atas informasi pokok (kekarieran) dan informasi lain yang bisa
disebut informasi konteks karir. Termasuk di dalam yang disebut belakangan
adalah informasi sosial-budaya di mana suatu pekerjaan atau industri
bertempat atau beroperasi.
2.2.1 Informasi Kuantitatif
Data Statistik Ketenagakerjaan.Adanya
informasi pekerjaan yang lengkap dan terorganisasi dengan baik sangat membantu
kerja konselor dalam tugasnya membimbing siswa menyusun perencanaan kerja. Klasifikasi
jabatan dan informasi mengenai jumlah pekerjaan, jumlah tenaga kerja di waktu
sekarang, arah kecenderungan kebutuhan tenaga di waktu yang akan datang,
gambaran mengenai perkembangan penduduk dalam rangka perkembangan ekonomi, akan
memberikan gambaran mengenai dunia kerja dan lingkungan masyarakat pada
umumnya, hal yang sangat berguna bagi para siswa yang sedang memikirkan kerja
setamat dari sekolah.
Untuk
melaksankan BK Karier di Sekolah, konselor memerlukan data statistic
ketenagakerjaan yang dapat diperoleh dari biro statistic, biro sensus dan
depertemen tenaga kerja sebagai sumber utama konselor.. Situasi ketenagakerjaan
tidak lepas dari situasi kependudukan umumnya. Biro sesnsus setempat mempunyai
data jumlah penduduk dan penyebarannya menurut sejumlah cirri misalnya usia,
kelamin, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, warga yang tidak bekerja,
pendapatan,informasi mengenai kedudukan social ekonomi penduduk. Agar data
bermakna, sebaiknya siswa dilibatkan dalam pengumpulannya.
Departemen
Tenaga kerja, di samping Biro sensus dan Biro Statistik merupakan
sumber yang andal. Jika seorang konselor memiliki Buku
Occupacional Outlook Handbook (OOH), yang
diterbitkan oleh Departemen Perburuhan Amerika, buku ini sangat membantu
konselor dalam
membantu siswa dalam perencanaan karirnya. OOH juga memuat data kuantitatif diantaranya pertumbuhan penduduk dan proyeksinya, distribusi
penduduk menurut usia, proporsi pekerja wanita menurut usia dan tahun, jumlah
pekerja dalam kelompok industri yang utama, perbandingan jumlah pekerja antara
sector bisnis dan industri dan yang terpenting adalah data tentang proyeksi
perubahan pekerjaan dan jumlah kebutuhan pekerja di berbagai sector.
2.2.2.Informasi
Kualitatif
2.2.1.1. Klasifikasi
Jabatan Indonesia (KJI).
Di Indonesia, Departemen
Tenaga Kerja adalah lembaga yang merupakan sumber utama data dan informasi
mengenai pekerjaan. Biro Pusat Statistik dan Biro Sensus menyediakan laporan dari
waktu ke waktu mengenai kependudukan dan data ketanagakerjaan. Departemen
Tenaga Kerja juga telah menyusun
satu sistem klasifikasi jabatan. Sistem ini termuat dalam Klasifikasi Jabatan
Indonesia (KJI), sampai sekarang sudah terbit tiga edisi . Buku klasifikasi
jabatan yang dihasilkan berguna untuk referensi ketenagakerjaan. Klasifikasi
jabatan ini meluputi seluruh jabatan baku yang dilakukan oleh tenaga
sipil.
Struktur Klasifikasi Jabatan KJI.
Klasifikasi disusun berdasarkan persamaan dalam pelaksanaan pekerjaan
berdasarkan tingkatannya. Struktur ini terdiri dari empat tingkat atau tahapan, yakni :
a. Golongan pokok Jabatan
b. Golongan Jabatan
c. Kelompok jabatan
d. Jabatan
Rincian
golongan pokok jabatan KJI. Menurut klasifikasi yang
dikembangkan, golongan pokok jabatan dirinci atas delapan pokok jabatan dan
satu golongan pokok yang khusus yaitu angkatan bersenjata. Rincian tersebut
adalah sebagai berikut :
0/1 tenaga professional atau tenaga
ahli
2 tenaga kepemimpinan dan
ketatalaksanaan
3 pejabat pelaksana
4 tenaga usaha penjualan dan
pembelian
5 tenaga usaha jasa
6 tenaga usaha pertanian,
termasuk perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan dan perburuhan
7/8/9 tenaga produksi dan tenaga
abdi, operator alat angkutan dan tenaga pekerja kasar
X tenaga kerja yang tak dapat
dikalsifikasikan ke dalam suatu jabatan
00 Anggota angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (ABRI).
Sifat-sifat Golongan Pokok Jabatan. Dari rincian
golongan pokok jabatan di atas, nyata bahwa golongan itu dari golongan pokok
0/1 sampai 7/8/9 berjenjang, golongan pokok 0/1 tertinggi dan 9 adalah terendah (jabatan yang menuntut pendidikan minimum)
Sistem Kode
Jabatan. Berdasarkan tingkat struktur jabatan system kode tersebut adalah
sebagai berikut :
a.
Satu angka untuk golongan
pokok(pokok jabatan)
b.
Duangka untuk golongan (golongan
jabatan)
c.
Tiga angka untuk kelompok jabatan
d.
Lima angka untuk jabatan.
Buku informasi karir seperti KJI sangat di perlukan oleh konselor dalam
pelaksanaan tugas bimbingan karir. Dengan buku sistem klasifikasi jabatan dan dengan bantun
konselor, siswa bisa mempelajari hal-hal seperti adanya jenjang-jenjang
jabatan, mana yang tinggi, mana yang lebih rendah, mana yang menyiratkan
hal-hal seperti tanggung jawab, pengetahun, dan keterampilan yang dituntut
untuk bisa melakukan suatu pekerjaan, adanya sifat umum pekerjaan atau sifat
khusus, adanya rumpun jabatan yang selanjutnya menyiratkan, antara lain, adanya
perlunya konsultasi sesama jabatan serumpun kalau keadaan memerlukan.
2.2.1.2.
Kamus Jabatan Nasional.
Kamus Jabatan Naisonal (KJN) menyajikan informasi jabatan yang lebih
lengkap lengkap dibandingkan dengan KJN. Disamping uraian tugas, KJN menyajikan
informasi-informasi lain seperti kode jabatan, syarat jabatan( yang meilupti
pendiidkan, pengetahuan kerja, fisik, bakat temperamen, minat). Berdasarkan
sektor, ada 9 sektor KJN. Sektor-sektor itu adalah:
Sektor 1: Sektor Pertanian,
Perternakan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan
Sektor 2: Sektor pertambangan dan
Penggalian
Sektor 3: Sektor industri
pengolahan
Sektor 4: Sektor listrik dan gas
Sektor 5: Sektor bangunan
Sektor 6: Sektor perdagangan
besar dan eceran, rumah makan, serta hotel
Sektor 7: Sektor angkutan,
pergudangan, dan komunikasi
Sektor 8: Sektor keuangan,
asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan
jasa perusahaan.
Sektor 9: Sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perseorangan.
2.3 Menyusun Informasi Karir
2.4 Merancang Konseling Karir
Konseling karir merupakan proses
layanan kepada siswa yang memerlukan bantuan karena ia sedang menghadapi
masalah berkenaan dengan cita cita dan rencana rencanya masuk dunia kerja/studi
lanjut. Secara umum masalahnya bias dinamakan masalah pekerjaan, kecenderungan baru
menamakannya masalah karir. Sasaran bantuan konseling karir secara umum adalah
individu yang dibantu dapat mengambil keputusan menentukan pilihan pilihan dan
menyusun rencana tindakan. Konseling karir merupakan layanan layanan khusus
bantuan dalam pemilihan karir.
Pengambilan keputusan karir
didasarkan pada pemahaman diri konseli dan pemahaman konseli atas dunia kerja.
Namun pengambilan keputusan tidak sekedar mencari kecocokan antara bakat dan
tuntutan atau persyaratan kerja. Untuk pengambilan keputusan diperlukan
pembahasan bersama konselor dan konseli dengan penekanan bahwa konseli
dilibatkan penuh.
Dalam merancang perencanaan karir
ada sejumlah ancangan karir konseling yang biasa digunakan konselor. Tiga ancangan konseling tersebut diantaranya
adalah :
2.4.1.
Konseling Trait and Factor
Konseling
Karir Trait and Factor mendasarkan keputusan karir yang diambil dari sifat
sifat dan ciri pribadi, seperti bakat dan minat, yang cocok untuk pekerjaan
yang dipertimbangkan klien. Maka diagnosis merupakan kegiatan yang
pokok.wawancara konseling trait-factor mengikuti langkah langkah pembinaan
raport, pengmbangan pemahaman diri, pengarahan untuk menyusun rencana tindakan
melaksanakan rencana, rujukan. Menurut Mc. Daniel, langkah langkah konseling
karir adalah pembinaan hubungan baik, testing dan penafsiran hasil, pemberian
informasi karir, menyempitkan bidang pekerjaan yang dipilih, memeriksa kemajuan
yang dibuat dan penempatan serta tindak lanjut.
2.4.2.
Konseling Pusat Klien
Teori pusat
klien diterapkan untuk konseling karir apabila masalah pilihan karir yang
ditangani itu mengandung segi masalah emosional. Masalah penyusunan berkenaan
dengan pilihan pekerjaan merupakan bagian dari masalah umum penyesuaiaan yang
dialami orang. Konseling pusat klien yang diterapkan untuk membantu pemilihan
karir tidak murni lagi, telah dialkukan penyesuai penyesuain khususnya dengan
menerapkan diagnosis dan tes yang digunakan dengan persetujuan dan pelibatan
klien. Klien tetap dijadikan pusat dalam proses bantuan.
2.4.3.
Konseling behavioral
Konseling
karir behavioral menurut model Krumboltz dan kawan kawan mencari penerapan
teori belajar untuk mengubah dan membentuk langkah karir. Delapan langkah dalam
pelaksanaan konseling karir behavioral adalah mendefinisikan masalah dan
tujuan, penyusunan kontrak pencapaian tujuan, pemecahan alternative,
pengumpulan informasi, pengujian konsekuensi alternative, penilaian kembali
alternative dan konsekuensi, pengambilan keputusan, generalisasi pengambilan
keputusan karir ke masalah baru. Secara garis besar tugas konselor karir aliran
behavioral adalah mengenali dan mengeksplorasi segala kondisi mengenai individu
dan membantu konseli menjadi model pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri
untuk waktu yang akan datang.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Disekolah, siswa kerap dihadapkan dengan sejumlah pilihan
dan permasalahan tentang rencana kariernya. Kesulitan-kesulitan untuk mengambil
keputusan karier akan dapat dihindari manakala siswa memiliki sejumlah
informasi yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia kariernya. Informasi
karir dan studi lanjut dapat peroleh siswa dalam bimbingan karir yang terdapat
disekolah. Informasi karir dibedakan menurut sifatnya, yaitu
apakah kuantitatif atau kaulitatif. Dalam merancang konseling karir terdapat
sejumlah ancangan karir konseling yang biasa digunakan konselor, yaitu Konseling Trait and Factor, Konseling Pusat Klien, dan Konseling behavioral
3.2 Saran.
1.
Seorang guru BK
atau konselor dalam pelaksanaan layanan bimbingan karir seyogyanya memiliki
pemahaman yang cukup mengenai informasi karir agar dapat membantu siswa dalam
menentukan arah karir yang sesuai dengan karakter pribadi siwanya.
2.
Guru BK dalam pemberian
informasi karir haruslah informasi yang akurat, baru, dapat diperoleh dan
tersedia.
0 komentar:
Posting Komentar